Welcome

welcome to my world..

welcome to my life..

welcome to my heart..


-enjoy it-

Sunday, December 12, 2010

I miss my dad already

Diawali ketika aku lahir, ayahku sujud sukur karena putri pertamanya lahir dengan 'sempurna'

bukan rahasia, sejak kecil jika ditanya oleh orang lain, "udah gede pengen jadi apa?"
jawabanku adalah "pengen kaya abi (my dad)"

ketika masuk SD, aku disuruh menuliskan tokoh yang aku kagumi.
orang lain menulis power ranger, presiden, artis, dll. dan aku menuliskan nama ayahku.

ketika aku belajar sepeda, aku terjatuh dan berdarah, ibuku mengatakan aku tak perlu belajar sepeda lagi, tetapi ayahku berkata jangan berhenti, karena aku akan dan pasti bisa..

saat masuk SMP, aku mulai puber, mulai merasa terkekang oleh aturan2nya.
aku benci ketika dia meminta aku pulang ketika sedang main.
benci ketika melarang aku ini itu.

Saat masuk SMA, aturan itu makin mengetat, aku benci disuruh melakukan hal - hal yang tidak kuinginkan,
benci ketika dilarang melakukan hal hal yang sangat kuinginkan..

Ketika lulus SMA, dialah orang pertama yang mencium keningku dan berkata ia bangga padaku.
Ia mengirimku ke bandung untuk mengikuti bimbel, aku tau saat itu ia khawatir karena aku berada jauh dari jangkauannya,,

aku masuk kuliah, dan diapun orang pertama yang mengetahuinya, karena ia langsung mencari tahu di hari pengumuman, lebih cepat dari ku, agar ia bisa jadi yang pertama juga mengucapkan selamat padaku..

saat masuk kuliah semester 1, aku sempat terguncang, dan menyatakan ingin keluar dari kuliah, ibuku bilang silahkan, tetapi ayahku bersikeras bahwa aku harus terus maju, dan aku akan dan pasti bisa melewatinya, dan disini lah aku saat ini, mahasiswa semester IX

saat semester VII, aku mengalami kecelakaan dan patah tulang, ibuku berkata betapa kalang kabutnya ayahku ketika mendengar hal itu.
dia mencari dokter tulang terbaik saat itu
aku tidak menangis selama kecelakaan, sampai ketika mau masuk kamar operasi, ayahku mengecup keningku dan berkata semua akan baik2 saja, dan dia sayang padaku.

dia lah yang, lagi-lagi, pertama meyakinkanku bahwa aku bisa berjalan memakai kruk (tongkat) saat keluar dari rumah sakit, dengan dia disampingku untuk melindungi putrinya (untuk kesekian kali banyaknya selama 21 tahun)

saat ini aku meihat matanya yang sudah senja..
tetapi tetap menjadi ksatria yang setiap saat hadir disaat aku butuh..
tak peduli berapa kali aku mengecewakannya, ia selalu memberiku kesempatan dan selalu mempercayai aku kembali..
aku merindukannya bahkan ketika ia disampingku.
karena aku bukan lagi anak kecil yang bisa berlari ke pelukannya
dan berkata aku sayang dia..

pada saatnya nanti, ayahku, aku yang akan melindungi hidupmu, aku yang akan memberikan semua hal yang aku punya untukku
dan semua kesuksesanku yang tercipta aku persembahkan untukmu.

dan saat kuliah di semester VIII, di salah satu mata kuliah aku disuruh menuliskan siapa tokoh pemimpin yang aku kagumi,
ketika beberapa orang menuliskan motivator favorit mereka, presiden, tokoh2 politik, ternyata jawabanku tetap sama, aku menuliskan nama ayahku.

dan ketika orang bertanya akan jadi apa aku besar nanti, mungkin aku sekarang mempunyai cita-cita yang real,,
tapi, jika ada yang bertanya, ingin menjadi orang seperti apa aku nanti, jawabanku tetap sama
aku ingin seperti ayahku
kecerdasannya, kebijaksanaannya, kepercayaannya, ketenangannya, kehebatannya dalam segala hal- aku belum bisa menemukan hal yang ia tak bisa lakukan-, dan yang paling penting adalah family-oriented--keluarga adalah nomor 1

aku ingin dikenal oleh anakku dengan cara seperti aku mengenal ayahku..
aku ingin dicintai oleh anakku sebanyak aku mencintai ayahku saat ini.