Welcome

welcome to my world..

welcome to my life..

welcome to my heart..


-enjoy it-

Sunday, June 12, 2016

Suatu Sore yang Hangat

Pada suatu sore yang teduh, duduklah seorang wanita di sebuah rumah makan. Dia tampak duduk sendirian menatap menu lalu sekali-kali menoleh pada handphonenya. Suasana rumah makan itu tidak begitu ramai, meja-meja bundar disekitarnya kosong, hanya ada sekitar dua atau tiga meja yang berpenghuni.

Wanita tersebut hendak memnaggil pelayan untuk memesan, ketika seorang wanita yang lebih muda masuk ke rumah makan tersebut dan duduk di kursi sebelah si wanita. Wanita itu tersenyum dan menyapanya.

Tidak ada yang aneh pada kedua wanita tersebut, kecuali mungkin mereka berbincang dengan cukup lepas. Mimik-mimik berganti, dari tertawa terbahak-bahak sampai terlihat kesal. Tapi, jelas sekali, kekesalan mereka bukan ditujukan pada satu sama lain.

Terdengar kata-kata samar dari kejauhan, mereka membicarakan berbagai macam topik, kata-kata yang cukup terdengan dari sebagian pembicaraan mereka adalah "Oliver", "Liam", "Noone stays dead ", "Organisasi hitam", "Hukum", "Kemanusiaan", dll.

Tak terasa sudah 2 jam berlalu dan mereka masih asyik saling sahut menyahut. Makanan dan minuman di meja mereka pun sudah lama habis. Tapi mereka sama sekali tidak pernah kehabisan kata-kata. Tidak ada jeda keheningan dalam obrolan mereka.

Kedua wanita tersebut mempercayai satu sama lain, sehingga mereka bisa berbicara tanpa memakai "topeng", karena mereka selalu tahu, sang lawan bicara akan memahami apa yang ia bicarakan, dan tak pernah ada salah paham antara mereka. Mereka berdua tidak memikirkan apa yang harus mereka bicarakan, karena mereka nyaman dengan lawan bicaranya, yakin ia tak perlu menyaring semua yang keluar dari mulutnya.

Karena mereka berdua wanita yang saling memahami satu sama lain.
Yang kehadiran salah satunya memberikan rasa hangat dan rasa nyaman dalam berbagi.

Karena mereka berdua adalah wanita yang sangat berbeda, tetapi mereka tak akan pernah membuat perbedaan itu menjadi halangan untuk saling terbuka.

Karena para wanita tersebut berbagi tanpa menghakimi satu sama lain, mereka bisa saling memberitahu kesalahan tergelap mereka, tetapi mereka tak akan pernah berpaling dari masing-masing.

Karena kedua wanita tersebut duduk berhadapan, tanpa saling membelakangi.
Karena kedua wanita tersebut bagaikan cermin sekaligus sangat berbeda.
Karena bagaimanapun, mereka adik dan kakak yang selalu saling menjaga.
Yang selalu hadir untuk menghapus luka dan menyunggingkan senyum pada setiap hangatnya pembicaraan mereka.

No comments:

Post a Comment