Welcome

welcome to my world..

welcome to my life..

welcome to my heart..


-enjoy it-

Sunday, March 6, 2016

Hal Menarik dari Film “Steve Jobs: The Man in the Machine”



Setelah semalem nonton “Steve Jobs: The Man in the Machine”, ada hal yang menarik dari film itu. Ada 2 pertanyaan dari film itu yang menarik buat aku.

Must you be ruthless and selfish to be a really successful entrepreneur?

Pernah baca artikel dengan judul yang sama. Kemudian nonton film ini. Benarkah untuk menjadi sukses kita harus egois dan kejam?

Ruthless itu menurut kamus artinya “having or showing no pity or compassion for others.”


Steve Jobs di film ini digambarkan sebagai orang yang heartless, menghabiskan hidupnya untuk “cinta” nya ke dunia teknologi. Terkadang mengabaikan hubungannya dengan manusia. 

Ada satu waktu, Jobs kerja sama dengan Steve Wozniak, untuk membuat terobosan di perusahaan game. Jobs Mengatakan pada Woz, bahwa ia hanya dibayar $700, dan masing-masing mendapat $350, sementara sebenarnya mereka dibayar $7000.


Di salah satu segmen film ini juga diceritaikan tentang seorang karyawan Foxconn (Salah satu penyuplai terbesar apple) di China,Sun Danyong. Yong kehilangan prototype iPhone 4, sampai akhirnya jatuh ke tangan media. Karyawan itu diintrogasi secara ketat. Setelah introgasi, Yong sempat chating dengan temannya , dan menulis,
“These F**king Dogs.
They are inhuman.
I Hope that someone can fix Focxonn.
They can search people’s home at will.
They can detain people at will.
They can beat people”.

Pada dini hari keesokan harinya, Yong bunuh diri. Nasib jurnalis yang mendapat prototype iPhone 4 itu sendiri, polisi geledah rumahnya & sempat dijadikan tersangka, padahal saat itu ia sudah mengembalikan prototype iPhone 4 ke Steve Jobs.

Selain itu, ketika salah satu ‘aset’ apple mengundurkan diri, Jobs ngontak google dan mengatakan “Jika anda memperkejakan salah satu dari mereka (mantan aset apple), itu berarti pernyataan perang!”, yang diakhri Apple & Goolge membuat perjanjian untuk tidak memperkejakan mantan karyawan dari perusahaan masing-masing.

Mungkin kata yang lebih tepat bukan Selfish” tapi  "Individualist". Dimana orang individualis mampu berfikir mandiri tanpa memikirkan apa yang akan orang lain pikirkan tentangnya.  Sebagai seorang enterpreneur, harus mampu mempengaruhi pikiran orang lain, daripada dipengaruhi orang lain. Jika tidak, visi perusahaan akan menjadi tidak bisa selalu tetap karena berusaha menyenangkan semua pihak.

Ruthless? Ya. Ruthless di dunia enterpreneur ini maksudnya seorang pengusaha harus mampu mengambil pilihan sulit, walaupun itu bisa merugikan beberapa pihak.

Kenapa banyak orang yang merasa kehilangan Steve Jobs saat dia meninggal, tanpa tau banyak tentang Jobs sndiri? 
Steve Jobs adalah seorang yang mencari kesempurnaan tapi tak pernah mendapat kedamaian. Dia mengagumi biksu, tetapi punya rasa empati yang kecil. Jobs juga menawarkan kebebasan melalui produknya, tapi kebebasan itu hanya dalam ruangan, dimana dia yang memegang kuncinya.

Apple sendiri, dibawah kendali Steve Jobs, yang mempunya slogan, “Think Different”, menanamkan suatu harapan pada masyarakat, bahwa pola pikir yang berbeda dari orang lain itu adalah pola pikir terbaik. Karena orang-orang yang berbeda dari orang lain tersebutlah,yang cenderung mempunyai kemampuan mengubah dunia. Itulah wajah apple yang dipromosikan Steve Jobs, “Berbeda, namun mampu mengubah dunia.”

Di Film tersebut, teradapat satu animasi tentang seseorang yang hendak membeli iPhone tetapi iPhone sudah soldout. Ia ditawarkan produk yang lebih baik, tetapi pembeli tersebut tetap menginginkan iPhone. Si Penawar akhirnya geram dan mengatakan “Handphone ini bisa memberi 3 permintaan ke pembelinya, termasuk salah satunya bisa memberi iPhone”, tapi pembeli itu tetep menolak. Si penawar itu bertanya, “Aku memberimu pilihan yang lebih baik dari segala hal, kenapa kamu tetap milih iPhone?”, Pembelinya jawab, “Karena itu bukan iPhone”.

Disitulah letak kejeniusan Jobs.

Di akhir dijelaskan, bahwa masyarakat mencintai apple bukan karena produk itu membuat dunia komunikasi jadi lebih baik, karena justru gadget itu malah mengisolasi manusia dari orang-orang terdekatnya. Masyarakat juga tidak mencintai Steve Jobs karena kebaikannya, karena ia bukan merupakan orang yang baik terhadap sesama.

Kenapa banyak pengguna apple yang merasa kehilangan Steve Jobs ketika ia meninggal? Karena Jobs merupakan seniman hebat, yang bisa mempengaruhi dunia untuk mencintai produknya. Seperti kata salah satu penulis didunia teknologi, Jobs menekankan jika produk apple itu “It is not machine for you, it is you”.

Manusia kadang lupa betapa uniknya mereka. Karena ketika kita beli gadget, gadget itu kosong, apa yang kita masukan ke dalamnya itu tergantung siapa kita. Jadi produk Apple itu pelopor dalam dunia teknologi yang menawarkan kita untuk memasukan diri kita sendiri ke dalam produk yang kita beli. Aplikasi yang kita download, musik yang kita suka,dll. Kemampuan terbaik Steve Jobs itu sendiri, adalah kemampuan menanamkan keyakinan pada seseorang, membuat orang percaya semua kata-katanya. Steve Jobs menanamkan pada masyarakat bahwa produk apple itu bukan sekedar alat, tapi juga adalah bagian dari diri pemiliknya.

Aku sendiri nulis ini di macbook. Aku juga pengguna iPhone dan iPod. Aku pake Apple semenjak iPhone 3G, sampai sekarang iPhone 6. Bahkan sampai saat ini, aku belum pernah memiliki smartphone android, dan tak pernah tertarik memilikinya. Kenapa? Semua produk apple itu banyak membuat tidak nyaman orang-orang karena kompleks, semua dipersulit. Memasukan lagu, transfer media,dll. Tapi justru itu yang membuat aku nyaman menggunakan produknya. Karena apple menjaga kualitasnya dalam ketidakbebasan itu. Karena aku merefleksikan diri sendiri dalam produk-produknya, aku adalah orang yang perfeksionis dalam beberapa hal. Hal itu membuat aku banyak melihat dari banyak sudut, mengatur banyak hal, dan sangat hati-hati dalam membuat keputusan. Ketika melihat produk apple, aku melihat sesuatu yang ribet, terlalu perfeksionis, berbeda dari orang lain, tetapi itu semua karena ingin memberikan yang terbaik untuk orang lain

No comments:

Post a Comment